Never underestimate the power of dream. Saya termasuk orang yang tidak banyak berangan-angan, ataupun ambisius. Namun bukan cuma sekali, tapi sering saya mengalami “keajaiban” mimpi. Dulu, ketika SMA, saya secara spesifik memiliki mimpi untuk bekerja sebagai editor di sebuah majalah lifestyle internasional. Look at me now. Dan yang terjadi baru-baru ini, mimpi telah membawa saya terbang ke Negeri Gajah Putih. Bahkan bisa dibilang mimpi yang satu ini terwujud dengan instan.

Suatu malam, pukul dua pagi, saya berbincang-bincang dengan teman yang juga penulis novel, Alvin, di sebuah coffee house di bilangan Sarinah. Kebetulan dua bulan sebelumnya ia baru saja berlibur di Thailand, jadi saya memintanya untuk menceritakan pengalamannya di sana. Terkagum-kagum, saya hanya berkomentar singkat, “Gw belom pernah lho ke Thailand. Kayaknya semua orang udah pada ke sana. Pengen banget deh.” Dalam perjalanan pulang, pikiran berlibur di Bangkok langsung memenuhi kepala saya. “Pokoknya besok harus hunting tiket murah ke sana!” ujar saya dalam hati.

image

Keesokan harinya, sedikit kesiangan as always, saya tiba di kantor dengan tergesa-gesa dan masih kegerahan –maklum berangkat ke kantor dengan berjalan kaki. Belum lama menaruh tas, duduk, menyalakan komputer, dan kipas-kipas, tiba-tiba dari ruangannya managing editor saya berteriak, “Ron, sini bentar dong!” DHEG!! Perasaan saya langsung tidak enak. Jarang-jarang dia memanggil saya ke ruangannya. Dan biasanya kalau dia memanggil tandanya ada sesuatu yang harus saya bereskan, entah menagih artikel yang belum dilayout, mengingatkan saya akan suatu tugas, atau lainnya.

“Lo kenapa, kok tegang banget kayaknya?” tanyanya begitu saya berdiridi dekat mejanya.

“Ah, nggak apa-apa kok. Tadi capek jalan buru-buru, jadi masih agak deg-degan,” jawab saya.

“Oh, kirain kenapa. Anywaaaaaay, lo minggu depan berangkat ke Bangkok ya. Ini ada undangan dari Tourism Authority Thailand. Pemotretan lo udah pada kelar kan?”

“Hah?? Serius??” tanya saya masih tak percaya.

“Iyalah, masa boongan. Ntar e-mail invitationnya gw forward, langsung follow up aja. Have fun in Bangkok! Kalo diliat dari itinerarynya sih lo bakal sering body treatment.”

Setelah obrolan singkat itu berakhir saya langsung kembali ke meja kerja dengan sedikit tak percaya. E-mail langsung saya refresh beberapa kali hingga e-mail yang dimaksud muncul. Saya baca, dan… Oh my God, IT IS REAL! Dan kebetulan tanggalnya hanya berselang tiga hari dari tanggal ulang tahun saya. Saya pun menganggapnya sebagai hadiah ulang tahun yang luar biasa.

It’s unbelievable, kurang dari 24 jam mimpi saya untuk melihat Bangkok menjadi kenyataan. Semakin yakin pula saya bahwa dreams do come true. Benar juga teori The Secret, if you really want something so bad (even if it sounds almost impossible), just keep it in your mind. You’ll never know what will happen next.

Ingin tahu apa mimpi saya selanjutnya? LONDON.

image